Sabtu, 04 September 2021

Tersenyumlah

Dulu aku pernah menyesal karena membiarkan kau pergi

Dulu aku pernah kecewa karena kau lebih memilih bersamanya

Berbagai rasa berkecamuk di dalam dada

Namun aku mengerti, itu yang terbaik untukmu

Aku paham, kau lebih bahagia tanpa diriku

Aku tahu, dia yang kau pilih lebih baik dari ku

Kau adalah anugerah terindah dalam hidupku

Kau adalah sebab rasa perih yang paling menyakitkan dalam hidupku

Bagaimanapun, apa yang terjadi itu adalah yang terbaik

Jika kau tetap bersamaku, engkau pasti kini hidup dengan rasa benci

Benci kepadaku

Benci karena membuat dirimu terlunta

Benci karena hidup tanpa masa depan yang jelas

Aku lega, setidaknya aku tidak membawa ke dalam hidupku yang suram

Aku bahagia, karena kau bahagia, meski tak bersamaku

Tersenyumlah,  aku akan ikut tersenyum untukmu

Tersenyumlah, karena senyumanmu adalah bahagiaku

 

Diam

Terdiam dalam kesunyian

Tertunduk dalam kegelapan

Tak ingin berbisik

Hanya ingin nikmati sepi

Berteman angan

Berselimut khayalan

Kehampaan di antara kenyataan

Kekosongan di antara keberadaan

Tak ada jalan kembali

Dan juga tak ingin kembali

Perih yang tersisa masih ada

Sayatan itu kadang masih terasa

Mungkin lebih baik diam

Mungkin memang seharusnya diam

Diam dalam kesendirian

Diam untuk selamanya

 

Batas Kota

Ku tunggu kau di batas kota

Tak peduli waktu terus bergulir menyusupi malam

Ku duduk diam menunggu seuntai senyuman

Tak peduli meski hanya ditemani alunan pengamen jalanan

Ku tak akan mengemis lagi untuk dapatkan cinta

Ku tak perlu cinta yang timbul dari belas kasihan

Ku sadar cinta tak dapat diminta karena itu tentang rasa

Ku tahu bahwa itu adalah keselarasan hati berdua

Pengembaraan di batas kota dan akan tiba saatnya kelak tiba juga di batas kota, dimana kekasih sejatiku berada