Terpaan hujan dan badai melantunkan gemuruh kesunyian
Mereka pasti tahu kegalauan dalam hatiku
Saat kegelapan malam tidak bisa lagi dijadikan penawar kegelisahan
Maka, . . . . .
Inginku menyanyi diiringi hempasan sang hujan
Inginku menari larut dalam pelukan sang badai
Pekik lirih menggema dalam keputusasaan
Mengisi rongga – rongga keheningan yang mencekam
Andai kali ini hujan dan badai tidak lagi bisa mengobati kegelisahan
Apa yang harus aku lakukan?
Mendaki puncak – puncak gunung tinggi
Atau
Menyusup ke dalam dasar samudera luas
Atau
Tetap disini menunggu el-maut menjemput
Walau kini bukan saat bagiku menuju kematian
Tuhan, tolong katakan
Kemana harus kucari penawar kegelisahan ini?
Ataukah harus kuserahkan kegelisahan ini hanya pada-Mu?
Agar tenang kembali jiwaku yang selalu mengembara dalam alam tanya
Sabtu, 12 September 2009
Senin, 11 Mei 2009
Untukmu Palestina
Gaza yang gelap mencekam, Gaza yang merana
Nyawa seakan hanya bilangan angka – angka
Rintihan kesakitan itulah irama yang ada
Debu meriam mengepul menjadi panorama
Lontaran – lontaran mortir seakan menari di langit Gaza
Namun bukan tepuk tangan yang diraih olehnya
Melainkan isak tangis yang melangit di angkasa
Dan tubuh – tubuh lemah yang merintih dan meronta
Gaza yang luluh lantak
Tidak hanya oleh ledakan senjata
Tidak juga hanya oleh api membara
Dia luluh lantak oleh serakah manusia
Adakah nurani yang tersisa di sana?
Adakah yang mampu bangkitkan rasa?
Tidakkah nurani itu menghentak jiwa?
Tidakkah rasa itu menghantam di dada?
Siapa menjadi musuh siapa?
Bukankah perang adalah musuh setiap kehidupan yang ada?
Siapa menjadi kawan siapa?
Bukankah kedamaian adalah kawan setiap insan manusia?
Hai manusia, tengadahkan wajah ke angkasa
Tatap cipta dari Yang Maha Kuasa
Hidup adalah pemberian dari Nya
Sejatinya manusia adalah memuliakan pemberian Nya
Berkawan dengan kebencian adalah sia – sia
Tinggalkanlah kebencian itu jauh dari jiwa
Dekapan kemarahan menghanguskan pikiran
Lepaskanlah kemarahan itu sebelum hilang segalanya
Senyuman kedamaian tidak lagi sekedar harapan
Matahari kehidupan di Gaza akan kembali bersinar
Dan mawar putih kemanusiaan akan mekar mempesona
Berjuanglah untuk itu dan untuk kedamaian di Palestina
Nyawa seakan hanya bilangan angka – angka
Rintihan kesakitan itulah irama yang ada
Debu meriam mengepul menjadi panorama
Lontaran – lontaran mortir seakan menari di langit Gaza
Namun bukan tepuk tangan yang diraih olehnya
Melainkan isak tangis yang melangit di angkasa
Dan tubuh – tubuh lemah yang merintih dan meronta
Gaza yang luluh lantak
Tidak hanya oleh ledakan senjata
Tidak juga hanya oleh api membara
Dia luluh lantak oleh serakah manusia
Adakah nurani yang tersisa di sana?
Adakah yang mampu bangkitkan rasa?
Tidakkah nurani itu menghentak jiwa?
Tidakkah rasa itu menghantam di dada?
Siapa menjadi musuh siapa?
Bukankah perang adalah musuh setiap kehidupan yang ada?
Siapa menjadi kawan siapa?
Bukankah kedamaian adalah kawan setiap insan manusia?
Hai manusia, tengadahkan wajah ke angkasa
Tatap cipta dari Yang Maha Kuasa
Hidup adalah pemberian dari Nya
Sejatinya manusia adalah memuliakan pemberian Nya
Berkawan dengan kebencian adalah sia – sia
Tinggalkanlah kebencian itu jauh dari jiwa
Dekapan kemarahan menghanguskan pikiran
Lepaskanlah kemarahan itu sebelum hilang segalanya
Senyuman kedamaian tidak lagi sekedar harapan
Matahari kehidupan di Gaza akan kembali bersinar
Dan mawar putih kemanusiaan akan mekar mempesona
Berjuanglah untuk itu dan untuk kedamaian di Palestina
Minggu, 03 Mei 2009
Terbaik Untuknya
Tuhan berilah aku petunjuk
Aku bingung sekali Tuhan
Tuhan
Aku mencintainya
Aku ingin yang terbaik untuknya
Jika bukan aku yang terbaik untuknya
Ku ikhlas Tuhan
Berilah yang terbaik untuk dia yg kucintai
Walau itu berarti ku harus berlalu dari dirinya
Walau itu berarti ku harus pergi untuk selamanya
Akan kuterima semua itu
Demi yang terbaik untuknya
Terima kasih Tuhan
Kupasrahkan segalanya dalam kuasa Mu yang sempurna
Aku bingung sekali Tuhan
Tuhan
Aku mencintainya
Aku ingin yang terbaik untuknya
Jika bukan aku yang terbaik untuknya
Ku ikhlas Tuhan
Berilah yang terbaik untuk dia yg kucintai
Walau itu berarti ku harus berlalu dari dirinya
Walau itu berarti ku harus pergi untuk selamanya
Akan kuterima semua itu
Demi yang terbaik untuknya
Terima kasih Tuhan
Kupasrahkan segalanya dalam kuasa Mu yang sempurna
Tak Pernah Ingin Ku Akhiri
Awan hitam tutupi mentari
Membuat pagi ini begitu gelap
Dia seakan - akan mengerti diri ini
Saat hatiku merasa putus asa
Tersesak perasaan di hati
Mengenang dikau belahan jiwa
Tak pernah ingin ku akhiri
Tetap aku sayang dirimu adanya
Walau kau lukai hati ini
Tangisanku tangis tanpa suara
Kini hujan telah jatuh ke bumi
Hembusan angin dingin ikut serta
Terlena diri akan galau ini
Nafas tak lagi beraturan
Mungkinkah esok akan berseri lagi?
Hanya waktu yang mampu menjawab tanya
Membuat pagi ini begitu gelap
Dia seakan - akan mengerti diri ini
Saat hatiku merasa putus asa
Tersesak perasaan di hati
Mengenang dikau belahan jiwa
Tak pernah ingin ku akhiri
Tetap aku sayang dirimu adanya
Walau kau lukai hati ini
Tangisanku tangis tanpa suara
Kini hujan telah jatuh ke bumi
Hembusan angin dingin ikut serta
Terlena diri akan galau ini
Nafas tak lagi beraturan
Mungkinkah esok akan berseri lagi?
Hanya waktu yang mampu menjawab tanya
Cinta Yang Pakai Logika, Apakah Itu Cinta?
Cinta bisa muncul karena berbagai macam hal
Adakalanya cinta bisa lahir dari perasaaan merasa cocok
Kadang cinta lahir dari suatu kebanggaan
Ada juga yang muncul dari suatu kekaguman
Namun apakah cinta bisa muncul karena logika?
Bisakah lahir dari perhitungan untung dan rugi?
Ha ha ha, apakah bedanya dari sebuah perdagangan?
Apakah cinta yang lahir dari pertimbangan logika itu salah?
Bukankah seharusnya cinta itu tidak mengenal logika?
Bagaimana dengan hubungan cinta dan logika?
Apa salah bila cinta itu mengenal logika?
Apakah cinta itu salah saat tidak ada sinergi antara dirinya dengan impian?
Jika salah?
Apakah cinta itu ada yang salah?
Bukankah cinta itu cahaya keagungan Tuhan?
Hemmm, nampaknya sampai akhir jaman pun aku tidak akan pernah mengerti apa itu cinta?
Adakalanya cinta bisa lahir dari perasaaan merasa cocok
Kadang cinta lahir dari suatu kebanggaan
Ada juga yang muncul dari suatu kekaguman
Namun apakah cinta bisa muncul karena logika?
Bisakah lahir dari perhitungan untung dan rugi?
Ha ha ha, apakah bedanya dari sebuah perdagangan?
Apakah cinta yang lahir dari pertimbangan logika itu salah?
Bukankah seharusnya cinta itu tidak mengenal logika?
Bagaimana dengan hubungan cinta dan logika?
Apa salah bila cinta itu mengenal logika?
Apakah cinta itu salah saat tidak ada sinergi antara dirinya dengan impian?
Jika salah?
Apakah cinta itu ada yang salah?
Bukankah cinta itu cahaya keagungan Tuhan?
Hemmm, nampaknya sampai akhir jaman pun aku tidak akan pernah mengerti apa itu cinta?
Senin, 16 Februari 2009
Kesadaran
Dunia adalah kesemuan
Hidup adalah kefanaan
Tidak ada awal
Tidak ada akhir
Tidak ada satu
Tidak ada dua
Tidak pula ada yang berikutnya
Begitu pula berikutnya
Ada satu
Ada dua
Ada pula yang berikutnya
Begitu pula berikutnya
Tidak ada isi
Tidak ada kosong
Ada isi
Ada kosong
Tak mencari
Tak menemukan
Tak dapat
Tak kehilangan
Tak harap
Tak kecewa
Yang ada itu akan tiada
Yang tiada itu akan ada
Segala berjalan akan berhenti
Segala gerak akan tetap
Berjalan dan berhenti
Berbeda namun satu
Gerak dan tetap
Berlainan tapi satu
Tak ada apa-apa
Dimanakah rasa?
Tak ada sesuatu
Dimanakah pikir?
Semua hanya satu
Satu dalam kesadaran
Satu dalam keabadian
Kesadaran akan keabadian
Hidup adalah kefanaan
Tidak ada awal
Tidak ada akhir
Tidak ada satu
Tidak ada dua
Tidak pula ada yang berikutnya
Begitu pula berikutnya
Ada satu
Ada dua
Ada pula yang berikutnya
Begitu pula berikutnya
Tidak ada isi
Tidak ada kosong
Ada isi
Ada kosong
Tak mencari
Tak menemukan
Tak dapat
Tak kehilangan
Tak harap
Tak kecewa
Yang ada itu akan tiada
Yang tiada itu akan ada
Segala berjalan akan berhenti
Segala gerak akan tetap
Berjalan dan berhenti
Berbeda namun satu
Gerak dan tetap
Berlainan tapi satu
Tak ada apa-apa
Dimanakah rasa?
Tak ada sesuatu
Dimanakah pikir?
Semua hanya satu
Satu dalam kesadaran
Satu dalam keabadian
Kesadaran akan keabadian
Kamis, 12 Februari 2009
Ijinkan Aku Mencintaimu
Deru angin menyapa rasa pohon rindang
Sang awan pun bergerak – gerak tak tenang
Ketika rintik hujan mulai bernyanyi riang
Tak terasa kini kau telah menghilang
Membawa rindu terbalut kasih sayang
Akankah ku mampu menepis sang bayang – bayang
Entah mengapa bayang - bayangmu selalu kembali
Saat hatiku mulai mampu menghindar dan berlari
Menggali perasaan yang mungkin tak ku ingini
Kadang muncul rasa yang menyiksa nurani
Berjuta tanya menyerbu diri tentang rindu ini
Dapatkah beri aku jawab akan rasa di hati
Ku tak ingin kau mencintaiku, jika memang kau tak ingin
Hanya satu yang ku ingin
Tolong ijinkan lah aku untuk dapat mencintaimu sampai nafas ini berhenti
Hanya itu dan aku tak kan meminta yang lain lagi
Sang awan pun bergerak – gerak tak tenang
Ketika rintik hujan mulai bernyanyi riang
Tak terasa kini kau telah menghilang
Membawa rindu terbalut kasih sayang
Akankah ku mampu menepis sang bayang – bayang
Entah mengapa bayang - bayangmu selalu kembali
Saat hatiku mulai mampu menghindar dan berlari
Menggali perasaan yang mungkin tak ku ingini
Kadang muncul rasa yang menyiksa nurani
Berjuta tanya menyerbu diri tentang rindu ini
Dapatkah beri aku jawab akan rasa di hati
Ku tak ingin kau mencintaiku, jika memang kau tak ingin
Hanya satu yang ku ingin
Tolong ijinkan lah aku untuk dapat mencintaimu sampai nafas ini berhenti
Hanya itu dan aku tak kan meminta yang lain lagi
Langganan:
Postingan (Atom)