Kamis, 04 Desember 2008

Seandainya Saja Engkau Tahu

Tahukah engkau wahai detak jantungku
Sebab gelisah dan sesak di dada ini?
Tahukah engkau wahai aliran darahku
Sebab kerinduan yang bergelora di diri?
Tahukah engkau wahai desah nafasku
Mengapa dia selalu ada dalam setiap helaanmu?
Dia bukan Tuhan
Namun dia dapat merasuki ke sumsum tulangku
Apakah aku salah?
Apakah salah jika aku mencintainya?
Ku tak tahu itu sejak kapan
Ku hanya tahu bahwa kini ku sangat mencintainya
Telah kucoba berlari dan mengingkarinya
Apalah dayaku, ku hanya manusia biasa
Tak mampu kutolak saat rasa cinta itu menjajah hati
Apakah yang harus kulakukan kini?
Diam membisu dan mencoba mengingkarinya lagi?
Atau menerimanya dengan ketulusan?
Walau sering dia menyakitiku
Keduanya adalah pilihan yang akan menoreh luka di hati
Mungkinkah ada cinta darinya untukku?
Ku tak tahu apakah dia benci atau sayang padaku
Saat kutanya, dia hanya diam selaksa kata
Ahhh, sayang seandainya saja engkau tahu

Selasa, 25 November 2008

Dekapan Kematian

Sungguh gelisah mencintaimu
Tanpa sadar ku tenggelam seketika
Terhanyut oleh perasaan cinta
Tanpa dapat ku pergi dan menjauh
Apakah ini kutukan atau cobaan?
Teriris saat tahu ini tak kan berhasil
Ku bukan pilihan hatimu
Andai dekapan kematian mampu membuatku tenang
Ku ikhlas berada dalam pelukannya
Walau itu berarti ku harus pergi tuk selamanya

Senin, 15 September 2008

Ku Mohon Jawaban MU

Tatapanmu mengguncang rasa rinduku
Senyumanmu membelenggu jantung kalbuku
Kerlingan matamu membuatku terpana tanpa kata
Tunduk malumu menghentak aku dengan suara jiwa

Salahkah langit ditutupi mendung?
Salahkah batu diam dan membisu?
Salahkah ranting patah tanpa suara?
Salahkah ombak di pantai menderu?

Oh' kau sang impian hidupku
Salahkah bila aku menyayangimu?
Aku hanya ingin sayang dan sayang, dan hanya sayang padamu
Aku tak peduli kau sayang atau tidak kepadaku
Yah, aku hanya ingin menyayangimu apa adanya
Salahkah diriku jika punya rasa sayang?
Salahkah aku Tuhan, jika aku menyayangi dirinya?
Ku mohon jawaban Mu, ku mohon Tuhan

Kerinduanku Untukmu

Awan berarak seiring lagu syahdu
Tanda munculnya bunga yang ku rindu
Memeluk hati yang penuh menanti
Ingin diri mendekap kekasih hati

Pelangi jiwa melingkari sungai waktu
Dibawa terbang seiring hembusan bayu
Mengguncang diri yang tak ingin sendiri
Ingin diri katakan lagi rasa cinta ini

Sungai dewata diselimuti kabut biru
Saat tanah impian menjadi saksi bisu
Mencintai engkau dengan kerendahan hati
Ingin diri selalu bersamamu penghuni sanubari

Senin, 08 September 2008

Syair Kehidupan

Tentang sebuah peperangan
Apakah untuk sebuah kemenangan?
Tentang sebuah pengkhianatan
Apakah untuk sebuah kejayaan?
Tentang sebuah kasih sayang
Apakah untuk sebuah penderitaan?
Bertanyalah pada sela – sela kobaran api!
Bertanyalah pada sela – sela hujan panah!
Apakah ini berarti?
Apakah ini bermakna?
Hanya Dia yang tahu!!!
Aku tak tahu dari mana aku datang
Aku tak tahu dari apa aku ada
Aku tak tahu untuk apa aku ada
Aku hanya tahu aku ada
Aku hanya tahu aku harus menjalani takdirku,
walau aku tak tahu untuk apa
Dan bila saatnya aku pergi,
biarlah aku pergi seiring semilir angin kecerahan,
tanpa perlu ada tangis kedukaan,
karena aku kembali kepada hakikatku dan menemukan pembebasan sejatiku

Senin, 11 Agustus 2008

Menjelang Kematian

Kelelawar berterbangan melintasi kegelapan
Dia makhluk penguasa malam kelam mencekam
Awan hitam berbaris tak beraturan
Saat sepi memiliki kesunyian mendalam
Kala harapan berhenti di tengah jalan
Hati merindu menanti gelapnya malam
Ku terpaku merenungi sunyinya kehidupan
Mencari arti dari segala kegalauan yang mendalam
Kerinduan akan sebuah makna kematian
Arti yang tak kunjung mampu ku paham
Hanya mampu ku tafakur menjelang kematian
Dan berusaha menikmati hidup yang hampir padam

Aku

Aku adalah pohon yang kekeringan di musim hujan
Aku adalah nada sumbang di dalam keserasian
Aku adalah kesunyian di tengah keramaian
Aku adalah wujud dari suatu kekosongan
Aku adalah perubahan dalam kepastian
Aku adalah riak di antara ketenangan
Akulah diriku yang tidak diriku

Sekelumit Tentang Cinta

Saat cinta bersemi orang begitu bahagia
Saat cinta kandas orang begitu menderita
Apakah memang ada cinta sejati di kefanaan dunia?
Apakah memang ada ketulusan cinta di tengah kepura - puraan?
Kadang ku termenung dalam keramaian
Kadang ku terpana dalam gelak tawa
Ku tak paham akan makna kata sejati di dalam cinta
Yang kutahu hanya lah bahwa aku ingin terus bersamanya
Kadang aku juga sadar bahwa tidak ada sepotong cintapun darinya
Namun seiring waktu berlalu, nanti ku yakin akan dapat menertawai kisah cinta yang kini ada
Saat dimana kisah cinta sedih ini hanyalah ilusi ku belaka

Ku Coba

Aku coba untuk mengiringi langkahmu
Dan terus berlari mengejar bayangmu
Bayang yang selalu datang di pikiranku
Membuat tak mampu berpikir selain tentangmu
Aku coba untuk sampaikan padamu isi hati ini
Lewat bintang yang menemani tidurmu di malam sepi
Agar kita dapat berjumpa di indahnya ruang mimpi
Membuat khayalan tak lagi hanya sekedar ilusi
Seperti bintang - bintang menghiasi sang malam
Aku ingin menghiasi hidupmu dengan rasa cinta
Seperti semilir angin senja menyertai matahari tenggelam
Aku ingin menyertaimu dalam segala suka dan duka
Jika kau tak inginkan diriku sebagai kekasihmu
Biarlah ku hanya menjadi teman di saat dukamu
Menjadi tempat melepas kesedihan di saat laramu
Menemanimu walau pun kau tak sadar akan hadirku

Sang Jelita

Berlatarkan lampu – lampu jalanan
Duduk terpaku sesosok wanita jelita
Membuat buyar lamunan pejalan
Karena melintasi suatu bayang keindahan
Menapaki senja dengan kegembiraan
Sesosok lembut tersenyum mengusik jiwa
Tatap mata yang menggoda rasa tanya
Seakan ingin menghapus segala kegalauan
Ingin kutanya kepada sang jelita
Apakah gerangan yang ada dalam lamunan?
Sebuah perenungan tentang dunia
Ataukah hanya menikmati kesendirian
Wajah sang jelita bersemu bak bidadari
Saat dia tertunduk malu kala kutanya
“Aku tak tahu”, katanya lembut mengusik hati
“Mungkin juga kedua – duanya”, tambah sang jelita
Oh’ Tuhan Sang Pencipta Keindahan
Apakah ku dapat terus memandangnya?
Wajah jelita yang tak kan ku lupakan
Senyum sendu yang mengoyak iman

Kamu & Saya

Kebersamaan membuat ku tak sekedar suka
Aku akhirnya menyayangimu
Tidak ada lagi kata kamu dan saya
Tiada lagi ungkapan engkau dan aku
Yang ada hanyalah kata kita
Kita menjadi satu dan hanya satu
Banyak kita lewati suka dan duka
Namun bila tiba akhir masa ku
Ku tak ingin ada kesedihan di mata
Walau tetes air mata membanjiri kalbu
Biarkan ku pergi bila memang sudah waktu ku
Biarlah kata kamu dan saya menjadi ada
Ku hanya bisa berdoa bagi kebahagiaanmu

Senja & Gadis

Semburat wajah senja kemerahan
Daun bambu hijau jatuh berguguran
Garis langit mulai merona mempesona
Bumi pelahan ditutupi selimut temaram
Pekik burung walet menambah rasa kegalauan
Suara gemuruh ombak ikut melantunkan kesunyian
Seorang gadis duduk sendiri di tepi pantai
Beralaskan batu – batu kokoh yang berhimpitan
Tatapan matanya sendu menambah dingin suasana
Seakan dia ingin mengungkap misteri semesta rasa
Wajah indahnya menyiratkan kegundahan yang dalam
Tidak tahu apa yang membuat gundah wajahnya yang indah

. . . , entahlah

Ha ha ha ha, hidup adalah permainan belaka
Dan cinta adalah bagian dari permainan itu
Bahkan cinta adalah permainan yang terhebat

Mungkin Dia lagi ingin lucu – lucuan saja
Atau juga ingin punya suatu mainan yang seru
Atau juga hanya sekedar iseng saja, entahlah

Ada rasa bahagia tanpa jelas sumbernya
Ada rasa sedih tanpa jelas asal yang usul
Ada campuran keduanya, yang tidak jelas logikanya

Ha ha ha ha, dunia ini sungguh aneh
Atau juga pantas disebut lucu bin amit imut
Atau juga tidak terumuskan, entahlah

Ada yang hari ini katakan aku cinta
Ehhhh, besoknya aku benci dirimu
Besoknya lagi, aku ingin kau tiada

Wahh wahh, pusing sungguh ini kelapa
Ingin hindari cinta, ehh malah terjerumus
Walau tahu ini hanya cerita duka tanpa batas

Mungkin aku juga udah masuk dalam barisan
Yahh, barisan manusia bingung bin linglung
Ha ha ha ha, ingin tertawa malah mewekan

Mungkin juga ku tak ingin lepas
Bodoh dong aku
Mungkin juga iya

Entahlah
Bingung
Sakit jiwa lama – kelamaan

Mungkin juga udah